PEMBUATAN
SEDIAAN AMPUL
(Sediaan
Dosis Tunggal)
Vitamin K
I.
Tujuan
1.
Mengetahui
serta memahami pengertian, pembagian, cara pembuatan, perhitungan dosis,
sterilisasi dan penyerahan suatu sediaan parenteral volume kecil, khususnya
injeksi dengan pembawa non air
2.
Melakukan
pengkajian data praformulasi injeksi vitamin K kemudian mengevaluasinya.
II.
Praformulasi
1.
Tinjauan Farmakologi dan Dosis Bahan Obat
Injeksi adalah
sediaan steril berupa larutan, emulsi, dan suspensi atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan yang
disuntikkan dengan cara merobek jaringan kedalam kulit, melalui kulit atau
selaput lendir. Injeksi diracik dengan melarutkan, mengemulsikan atau
mensuspensikan sejumlah obat ke dalam sejumlah pelarut atau dengan mengisikan
sejumlah obat ke dalam dosis tunggal atau ganda.
(Farmakope Indonesia Edisi III
hal 13)
Ampul adalah
wadah berbentuk silindris terbuat dari gelas yang memiliki ujung runcing
(leher) dan bidang dasar datar yang memiliki ukuran 1, 2, 5, 10, 20 terkadang
25 atau 30 ml. Ampul merupakan wadah takaran tunggal oleh karena total jumlah
ditentukan pemakaiannya untuk satu kali injeksi.
(R.Voight hal 464)
Vitamin K berguna
untuk mencegah atau mengatasi perdarahan akibat defisiensi vitamin K. Defisiensi
vitamin K dapat terjadi akibat gangguan absorbsi vitamin K, kurangnya bakteri
yang mensitesis vitamin K pada usus dan pemakaian antikoagulan tertentu yang
dapat mempengaruhi aktivitas vitamin K.
2.
Tinjauan Sifat Fisika Kimia Bahan Obat
Ø Vitamin K
Pemerian :
serbuk hablur, kuning cerah, berbau khas lemah
Kelarutan :
praktis
tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam
kloroform pekat dan dalam etanol 95% p, larut dalm benzen p, dan dalam minyak nabati.
Penyimpanan :
disimpan dalam wadah tertutup rapat dan kedap cahaya
Khasiat :
mencegah atau mengatasi perdarahan akibat defisiensi vitamin K
Dosis :Profilaksik DL : 1 x P
: 0,5 mg-1 mg
Terapi DL : 1 x P : 1
mg- 2 mg / dosis/ hari
Kekuatan sediaan : 2 mg/mL
Ø Oleum Sesami
Pemerian :
berbentuk cairan, kuning pucat, berbau lemah, rasa tawar
Kelarutan
: sukar larut dalam etanol (95%P) , mudah larut dalam kloroform P, dan dalam eter minyak tanah P
(FI III 459)
Penyimpanan
: -
Khasiat
: sebagai
pelarut dalam injeksi
3.
Cara Sterilisasi Masing Masing Bahan
Pembuatan Injeksi
Vitamin K dilakukan dengan cara sterilisasi D, yaitu sterilisasi dengan cara
pemanasan kering, dimana sediaan yang akan disterilkan dimasukkan ke dalam
wadah kemudian di tutup kedap, atau penutupan ini dapat bersifat sementara
untuk mencegah pencemaran. Jika volume tiap wadah tidak lebih dari 30 ml,
panaskan pada suhu 1500C selama 1 jam. Jika volume dalam tiap wadah lebih dari
30 ml, waktu satu jam dihitung setelah isi tiap wadah mencapai suhu 1500C.Wadah
yang tertutup sementara kemudian ditutup kedap menurut teknik aseptic.
4.
OTT
-
5.
Cara Penggunaan Sediaan
ü Intramuskular (i.m) dengan cara
disuntikkan kedalam otot
III.
Formulasi
1.
Permasalahan dan Penyelesaian
Ø Permasalahan
: Zat
aktif larut dalam minyak nabati
Penyelesaian : dilarutkan dalam
minyak yang tepat yaitu
Minyak sesame
Ø Permasalahan
: Sediaan
obat harus tepat sasaran Sediaan obat yang diberikan sesuai dan tepat
sasaran
Penyelesaian : SC IM Karena pelarut
yang digunakan berupa pelarut non air (minyak)
Ø Permasalahan
: Zat
aktif terurai jika terkena cahaya Tidak
Penyelesaian :
Disimpan dalam ampul berwarna gelap
2.
Formulasi yang akan dibuat
ü R/ Vitamin K 10 mg
Oleum Sesame ad 5 ml
3.
Perhitungan Tonisitas
-
4.
Perhitungan Berat dan Volume Sediaan Yang Akan Dibuat
Volume yang dibuat =
(2 + n) V’
= (2+2 ) ( 5+
0,30 )
= 21,2ml ‒ 25ml
5.
Perhitungan Bahan
Kekuatan
sediaan = 2 mg/mL
Vitamin
K = 2 mg/mL x 25
mL
= 50 mg
= 0,050 gr
Ol. sesame ad 20 ml
6.
Cara Pembuatan Sediaan
1.
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2.
Sterilkan semua alat yang akan digunakan dengan menggunakan oven dan autoklaf
(sesuai petunjuk sterilisasi)
3. Kalibrasi Erlenmeyer sebanyak 25ml
3.
Timbang 0,050
gr Vitamin K dan dilarutkan dengan sebagian oleum sesame
4. dituangkan ke dalam erlenmeyer yang dilengkapi batang pengaduk
5.
Genapkan volume ad 25
ml dengan minyak steril kemudian diaduk homogen
6.
Tuang ke dalam beaker glass
7.
Masukkan 5,5 ml sediaan jadi ke dalam ampul dengan menggunakan spuit
8.
Tutup ampul dengan nyala bunsen
9.
Sediaan disterilkan dalam oven 1500C selama 1 jam
10
Lakukan evaluasi sediaan
7.
Cara Sterilisasi Sediaan
Dengan cara
Pemanasan Kering
IV.
Pelaksanaan
1.
Penyiapan Alat
|
No.
|
Alat
|
Jumlah
|
Cara Sterilisasi
|
|
1.
|
Beaker
glass
|
1
|
Oven 170°C
selama 30menit
|
|
2.
|
Cawan porselen
|
1
|
|
|
3.
|
Kaca arloji
|
1
|
|
|
4.
|
Batang pengaduk
|
1
|
|
|
5.
|
Pipet tetes
|
2
|
Autoklaf 121°C selama 30menit
|
|
6.
|
Gelas ukur
|
2
|
|
|
7.
|
Pinset
|
2
|
Oven 170°C selama 30menit
|
|
8.
|
Spuit
|
|
|
|
9.
|
Vial
|
|
|
|
10.
|
Karet pipet
|
|
Direbus 30menit
|
2.
Pencucian dan Pembungkusan Alat
Alat Gelas
a.
Alat gelas direndam dalam larutan
teepol 0,5%, kemudian direbus.
b.
Alat tersebut disikat sampai
bersih (alat setelah disikat, dibilas dengan air kran yang mengalir sebanyak 3
kali).
c.
Alat dibilas dengan air bebeas
pirogen sebanyak 3 kali.
d.
Alat dikeringkan dalam oven suhu
±100°C dengan keadaan terbalik.
e.
Alat yang telah dikeringkan
dilakukan pengecekan terhadap noda, apabila masih kotor dilakukan pencucian
lagi.
f.
Alat yang bersih dan kering
kemudian dibungkus rangkap 2 dan dilakukan sterilisasi menggunakan metode yang
cocok.
Alat Karet
a.
Karet direbus dengan teepol 1%
dan Na2CO3 1% selama 15menit.
b.
Dibilas dan dibersihkan dengan
cara disikat dengan air mengalir.
c.
Dibilas dengan HCl 2% dan dibilas
dengan aqua p.i.
3.
Cara Evaluasi Sediaan
a.
Uji Kejernihan
ü Diambil 10
ampul diletakkan pada alat uji kejerniham
ü Diputar
ampul secara berulang dengan latar belakang putih
ü Diamati
sediaan ampul apakah ada partikel yangmelayang atau tidak
b.
Uji Kebocoran
-
Diletakkan ampul ke dalam beaker glass yang sudah berisi
zat warna (metilen blue 0,5-1,0%)
-
Dimasukkan beaker glass yang berisi ampul ke dalam
autoklaf dan di vakum selama 15 menit.
-
Setelah 15 menit beakerglass diambil dan diamati. Jika
isi ampul berwarna biru, artinya ampul bocor
c.
Uji Keseragaman Volume
-
Diambil ampul yang telah disterilkan
-
Diambil isi larutan ampul menggunakan spuit
-
Dicatat volume yang terbaca pada spuit
d.
Uji Sterilitas
Kontrol Negatif
-
Diambil 2 tabung reaksi diisi dengan media FTM dan TSB
masing-masing 10ml
-
Diinkubasi selama 7 hari pada suhu 37 derajat (untuk
media FTM) dan suhu 25 derajat (untuk media TSB)
Kontrol Positif
-
Diambil 2 tabung reaksi diisi dengan media FTM dan TSB
masing-masing berisi 10ml
-
Ditanami bacillus sp pda media FTM dan Candida Albicans
pada media TSB
-
Diinkubasi selama 7 hari pada suhu 37 derajat (untuk
media FTM) 25 derajat (untuk media TSB)
-
Diamati apakah media memiliki nutrisi untuk bakteri hidup
atau tidak (ditandai dengan keseluruhan pada media)
Sampel
-
Diambil 2 tabung reaksi di isi dengan media FTM dan media
TSB masing-masing berisi 10 ml
-
Dibuka ampul diambil isi ampul sebanyak 0,6 ml sampel
menggunakan spuit dimasukkan dalam tabung reaksi yang berisi media FTM dan TSB
-
Diinkubasi selama 14 hari pada suhu 37°C (Media FTM)
25°C(Media TSB)
-
Diamati setiap hari, adanya pertumbuhan mikroba atau
tidak ditandai dengan adanya kekeruhan pada media
V.
Daftar Pustaka
Voight, R, 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, UGM,
Yogyakarta.
Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia Edisi 3, Depkes RI,
Jakarta.
The Pharmaceutical Press, 1994, Handbook Of Pharmaceutical Excipients,
The Pharmaceutical Press ,London.
Situs Judi Casino Slot Online Terpercaya, Agen Judi Online
BalasHapusProvider 영천 출장마사지 Casino, Slot Online, Slot88, Joker123, Pragmatic Play, Joker Gaming, Situs Slot Online, 경주 출장샵 안동 출장안마 Berikut, Situs judi slot online terpercaya, agen judi Game Judi Online Terbaik: Wild West Gold, Sweet 의왕 출장마사지 BonGame Judi 의왕 출장마사지 Bola Terbaik: Wild West Gold, Gate of OlMinimal Deposit: 20.000 IDRProvider Slot Online: Pragmatic Play, Spadegaming,